Tidak selamanya Mendeley benar

Terinspirasi dari diskusi selama ujian proposal tugas akhir pada pagi ini, 9 Juli 2018, tidak selamanya mendeley benar. Mahasiswa sebagai penulis pemula yang sedang menyusun proposal tugas akhir dan juga skripsi sudah banyak yang memanfaatkan reference manager gratisan dari elsevier ini. Bagus sekali, artinya ada kesadaran yang cukup baik untuk membuat kutipan yang konsisten. Minimal apa yang dikutip benar-benar disajikan di daftar pustaka. Begitupula sebaliknya, seluruh literatur yang disajikan di daftar pustaka memang benar-benar di kutip di dalam text. Namun, tidak jarang para penulis pemula ini ‘terlalu’ mengagungkan Mendeley. Maksudnya adalah, setelah mereka menggunakan ‘mesin ajaib’ ini, beberapa orang menganggap bahwa seluruh proses pengutipan dan penulisan daftar pustaka pasti sudah benar. Setidaknya informasi dari penguji bahwa beliau telah menemukan kesalahan di dalam penulisan daftar pustaka lebih dari 5 orang, yang jika di kritik selalu berkilah: “Saya sudah menggunakan mendeley Pak”. Ini yang perlu dikoreksi dan diluruskan. Memang fungsi dasar Mendelay adalah software manajemen referensi untuk membantu penulis membuat kutipan dan bibliography. Akan tetapi ‘sentuhan manusia’ di dalamnya sangatlah diperlukan. Tidak selamanya artikel yang kita masukkan ke dalam Mendeley dipastikan BENAR. Banyak salahnya juga, terutama referensi yang bersumber dari artikel-artikel tidak ber-DOI. Metadata yang diimport ke dalam Mendeley bukan dari crossreff melainkan dari metadata file tersebut, sehingga tidak jarang justru menjadikan kesalahan di pengutipan. 


Referensi paling lazim dan sering digunakan di Indonesia adalah dengan menulis nama keluarga (nama belakang) kemudian diikuti nama depan, tahun, judul, dan identitas jurnal atau buku. Ragam pengutipan yang berlaku di dunia ini ada banyak sekali, berjumlah ratusan. Meskipun begitu jikalau metadata yang kita masukkan ke Mendeley sudah benar maka secara otomatis bisa dimanfaatkan untuk seluruh style referensi yang lain. Namun kenyataannya, tidak seluruh daftar pustaka yang dibuat oleh Mendeley sesuai dengan kaidah yang benar. Tidak jarang judul artikel justru masuk di kolom penulis, atau nama penulis yang harusnya disusun dengan cara ‘nama belakang, nama depan’ tetapi justru tertulis sebaliknya, dan tentunya masih banyak sekali ragam kesalahan yang ditimbulkan.

Butuh sentuhan manusia

Serba otomatis tidak berarti menjamin akurat, harus ada sentuhan manusia dengan mengedit kesalahan di Mendeley secara manual. Penulis harus jeli mengisi setiap dialog di form Mendeley. Pastikan bahwa nama belakang tertulis di last name, begitupula judul artikel benar-benar tertulis di kotak title dan seterusnya. Jika ada kesalahan di isian, maka daftar pustaka juga akan salah. Proses ini sangat penting terutama bagi penulis pemula. Tidak benar jika apa yang sudah masuk di Mendeley adalah ‘barang mateng’ yang sudah pasti benar. Harus ada proses ‘verifikasi’ oleh penulis secara langsung dan manual. Jangan hanya karena kesalahan ini kemudian banyak penguji yang meminta penulis pemula untuk mengembalikan penulisan daftar pustaka yang sudah otomatis menjadi manual kembali. 

Saya melihat kesalahan utamanya bukanlah di Mendeley sebagai software manajemen referensi, tetapi lebih kepada sikap instant memasukkan artikel-artikel PDF ke dalam Mendeley tanpa ada proses editing field meta datanya. Kesalahan ini bisa dihindari dan justru dihilangkan jika setiap penulis meluangkan waktunya lebih banyak untuk mengecek dan membetulkan setiap informasi yang keliru. Jangan ada lagi pernyataan begini: “saya sudah membuatnya dengan mendeley Pak” kemudian menganggapnya pasti sudah benar.