Cek konferensi internasional sebelum submit artikel

Saat ini banyak konferensi Internasional di Indonesia yang menawarkan prosiding terindex scopus. Marketing yang efektif  untuk menarik para calon presenter. Scopus, iya ini makhluk digital baru yang terus dikejar, dipuja-puja dan menjadi banchmark hasil riset nasional dan internasional. Berlomba-lomba menembus scopus. Artikel yang belum terindek ke scopus belum bisa dianggap bagus, kurang lebih begitu omongan pinggir yang terus berkembang. Dan entah itu benar atau salah. Mungkin saja benar, karena Scopus memang memberikan peringkat atas penulis dan artikel di seluruh dunia berdasarkan tema yang diindeks. Tetapi bisa juga itu tidak sepenuhnya benar dikala proses review artikel di seminar tidak seketat di jurnal. Tidak usah jurnal internasional, jurnal nasional yang cukup bereputasi (terakreditasi minimal Sinta 2) memiliki kualifikasi artikel yang cukup tinggi. Bisa bolak-balik revisi agar sesuai dengan kualitas yang diminta oleh editor jurnal. Apalagi jurnal internasional bereputasi, tentu jauh lebih selektif.

Apakah seleksi artikel yang masuk ke konferensi Internasional seketat jurnal nasional bereputasi? Pengalaman saya dari 7 konferensi Internasional yang pernah diikuti dimana 6 diantaranya menawarkan prosiding terindeks scopus ternyata tidak lah demikian. Abstrak di seleksi, atau paling tinggi adalah extended abstrak, kemudian dipresentasikan, diberikan komentar oleh moderator dan peserta, revisi (jika ada) kemudian di submit kembali. Dan tunggu dalam beberapa bulan, sudah nangkring judul artikel dan nama saya di Scopus.com. Pengalaman berbeda di kala saya submit artikel di jurnal nasional bereputasi. Minimal 3 kali revisi baru bisa dinyatakan layak. Itu minimal ya, pernah suatu saat saya merevisi artikel lebih dari 6 kali untuk jurnal nasional terakreditasi. Artinya indexing, mungkin perlu dipertimbangkan lagi jika dianggap menunjukkan kualitas artikel.

Kembali ke judul artikel ini Cek konferensi internasional sebelum kita submit artikel. Saat ini memang banyak dan terus bertambah seminar internasional yang menawarkan prosiding terindeks scopus. Tetapi setelah konferensi dilakukan, beberapa bulan setelahnya tidak ada kabar kapan artikel kita dimuat. Bahkan tidak sedikit seminar internasional yang menampilkan pilihan publikasi artikel bisa di jurnal internasional, prosiding terindex scopus dan prosiding biasa dengan nomor ISBN. Banyak itu, dan ternyata tidak sedikit pula yang PHP alias memberikan harapan (sedikit) palsu. Artikel kita tidak kunjung diterbitkan dan setelah sekian bulan baru terbit dan itupun tidak terindeks scopus seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Tidak perlu menunjuk konferensi dimana, yang pasti dari 3 konferensi internasional di tahun 2018 hingga saat ini hanya ada 1 konferensi yang telah memberikan keputusan publikasi yang akhirnya dengan berat hati harus saya tarik/ retrack. Kenapa demikian? Ya karena tidak sesuai dengan ‘janji-janji’ yang sebelumnya telah diberikan. Untuk itu akan sangat elok jika kita mengecek ke publisher langsung. Sebagai contoh jika ada konferensi yang menjanjikan akan mempublikasikan artikel di prosiding terindek scopus di IOP maka akan lebih aman jika kita juga mengeceknya di website IOP. Di bagian forthcoming biasanya sudah ada list konferensi yang akan di selenggarakan atau sudah diselenggarakan namun artikelnya belum sepenuhnya publish.

IOP
Di sini, lihat list konferensi yang akan diselenggarakan

Sama halnya jika panitia konferensi menggunakan layanan Matec atau di IEEE. Pastikan terlebih dahulu apakah konferensi yang akan kita ikuti benar-benar sudah ada di list forthcoming conference di publisher yang akan diajak kerjasama.

matec
Fothcoming conference di Matec